Perjuangan Persib Bandung untuk menggapai gelar juara Liga Super Indonesia (LSI) semakin berat. Kekalahan dari Persik Kediri 1-2, menambah muram perjalanan Maung Bandung di pentas Liga Super Indonesia (LSI) 2008-2009.
Hal itu tampaknya sangat dirasakan skuad Persib. Begitu wasit Yandri meniup peluit tanda pertandingan berakhir, seluruh anggota skuad Persib larut dalam duka. Wajah mereka tertunduk lesu dan kembali ke ruang ganti pemain dengan langkah gontai.
Di dalam ruang ganti, raut wajah pemain, pelatih, maupun pengurus terlihat lesu. Mereka lebih memilih membisu dan menerawang dengan pikirannya masing-masing. Hal ini sangat kontras jika Maung Bandung sukses menaklukkan musuhnya.
Manajer Jaja Soetardja memilih duduk di sudut ruangan, sedangkan Pelatih Jaya Hartono berada di hadapannya. Tak ada pembicaraan diantara mereka. Begitu pun para pemain, memilih bungkam dan menutup rapat mulutnya.
Meski larut dalam suasana duka tapi menjelang kembali ke hotel, di ruang ganti pemain, Jaya mencoba menghibur sekaligus membakar semangat yang masih tersisa.
“Kita nggak boleh menyerah. Siapkan mental dan fisik kalian, hari Rabu nanti kita harus berhadapan dengan Persiwa. Kita masih memiliki harapan, jadi tetap lah semangat,” ucap Jaya.
Sejurus kemudian dengan suara perlahan, skuad Persib kompak berseru “Hidup Persib”. Seruan yang kurang bersemangat itulah yang kemudian mengantarkan mereka ke bus yang sudah menunggu di luar Stadion Brawijaya, Kediri.
Minggu, 17 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar