Jika tidak dalam keadaan terpaksa sama sekali, Persib Bandung disarankan tidak melakukan rasionalisasi gaji pemainnya, seperti Persik Kediri dan PSM Makassar. Selain karena kondisi keuangan Persib relatif lebih baik, langkah rasionalisasi gaji bisa berdampak besar terhadap kondisi tim yang tengah berjuang memenuhi target juara.
Paling tidak, saran tersebut disampaikan mantan pelatih dan pemain Persib, Risnandar Soendoro. Meski tidak banyak yang berbicara, namun sejumlah pemain Persib pun menyatakan sependapat dengan pandangan Risnandar itu.
"Saya bisa mengerti dengan krisis keuangan yang dialami klub-klub peserta LSI sekarang. Tapi, untuk Persib saya lihat relatif lebih bagus ketimbang tim lainnya. Jadi, sebaiknya tidak ada langkah rasionalisasi gaji pemain itu, sebab dampaknya bisa besar, terutama dalam perburuan gelar juara yang diimpikan Persib," kata Risnandar di Mes Persib, Jln. A. Yani Bandung, Jumat (28/11).
Risnandar menyampaikan sumbang sarannya itu untuk menanggapi pertanyaan wartawan mengenai adanya rencana manajemen Persib membicarakan kemungkinan rasionalisasi gaji pemain yang muncul dalam pertemuan klub-klub peserta LSI 2008-2009 dengan Badan Liga Indonesia (BLI) di Jakarta, awal pekan lalu.
Karena percaya dengan kondisi keuangan Persib, Risnandar menyarankan agar manajemen Persib tetap berpegang pada komitmen awal yang tercantum dalam klausul kontrak dengan para pemainnya.
Dengan catatan
Kekhawatiran munculnya gejolak yang buntutnya pada keutuhan tim yang tengah berburu gelar juara jika rasionalisasi gaji dilakukan, juga datang dari salah seorang pemain yang meminta namanya tidak ditulis.
"Kalau langkah ini (rasionalisasi gaji, red) sampai dilakukan, dampaknya pasti ada. Ini bisa menimbulkan guncangan di lingkungan pemain," katanya.
Karena itu, pemain tersebut berharap manajemen tim tidak melakukan rasionalisasi gaji jika tidak dalam keadaan terpaksa sama sekali. "Kalau dananya ada, untuk apa melakukan langkah rasionalisasi. Dampaknya bisa berbahaya buat tim," katanya.
Kalaupun akhirnya terpaksa dilakukan, pemain tersebut menyarankan langkah rasionalisasi itu dilakukan dengan sejumlah catatan. "Kalau memang terpaksa harus dilakukan, saya setuju saja, tapi dengan sejumlah catatan. Misalnya, untuk mengurangi kesenjangan, rasionalisasi gaji hanya diberlakukan untuk pemain-pemain yang mendapatkan gaji di atas Rp 30 juta setiap bulannya. Kalau yang di bawah jumlah itu, jangan ada pemotongan," katanya.
Ketidaksetujuan terhadap kemungkinan langkah rasionalisasi gaji pemain juga diungkapkan salah seorang pemain asing Persib. Pemain tersebut menggelengkan kepala tanda tidak setuju.
Sabtu, 29 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar